11.9.09

aSaM ManiS RaMadhaN


Ramadhan bulan yang selalu ditunggu-tunggu setiap kaum muslimin. Zupz kawan, Ramadhan tahun ini serasa penuh perjuangan bagiku. Tak hanya itu akupun merasakan hikmah dari salah satu ayat Alqur’an yang berbunyi “innama’al ‘usri yusra” Sesungguhnya dalam kesukaran terdapat kemudahan.

Kesukaran, zupz kata yang menurutku relatif maknanya. Tak semua orang suka dengar kata ini kawan. Tapi tahukah kawan, kata itu yang yang membuat kita merasa berat hidup didunia. Membuat kita malas melakukan sesuatu, membuat kita takut melangkah.
Namun jika kita mau menepis dan membuang jauh rasa-rasa itu dan menganggap kesukaran itu menjadi suatu ujian. Maka kita akan mencapai kemudahan.

Entah kenapa selama satu bulan ini aku berpuasa banyak hikmah yang dapat aku ambil.
Siang yang ku jalani terasa panjang dan panas, lapar dan dahaga menggerogoti kerongkonganku. Buka puasa yang ku tunggu akhirnya datang juga. Ku teguk segelas teh hangat untuk sekedar membasahi kerongkonganku yang kering. Ahhh...betapa nikmatnya!!!!

Memang kawan, jika kita mengharapkan sesuatu yang sangat kita inginkan,namun belum bisa terwujud. Jika sampai batas waktu yang ditunggu bisa terwujud akan mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa. Itulah yang aku rasakan saat menyantap buka puasa ini kawan.

Ketika malam menjelang kita mendirikan sholat tarawih yang kata orang-orang sich dapat menyehatkan tubuh kita. Itung-itung olahraga, malam seperti biasanya kawan saat-saat pertama mendirikan sholat tarawih orang-orang dengan giat-giatnya menjalankan rutinitas itu, masjid penuh sesak dengan manusia. Mulai anak-anak hingga manula baik laki-laki maupun perempuan tak terkecuali. Mereka berjubal memadati shof demi shof. Entah dengan niat apa mereka berangkat ke masjid itu. Zups saya cuma bisa berharap mereka semua tak salah niat (he3...)

Ahhh.....biarkan saja kawan, mereka berniat seperti apa. Tak ada urusannya dengan aku. Tapi aku tak habis pikir koq tetep masih ada orang yang berniat jahil di tenggah-tengah niat suci untuk menghadap Rabbbnya. Mereka beraksi saat orang-orang sedang khusyu’ dan tuma’ninah menengadahkan tangan dan sujud mengabdi kepada Maha Pencipta. Entah tangan-tangan jahil siapa yang tega-teganya memporak-porandakan tumpukan “sandal”(mulai sandal jepit sampai high-hells) milik para jama’ah sholat.

Sandal yang semula sepasang, tak bisa diketahui lagi siapa dan dimana pasangannya. Entah dimana mereka menyembunyikannya. Hingga sampai jama’ah sholat berhamburan keluar masjid dan mencari sandalnya, para jamaah tersebut tak akan bisa menemukannya, walaupun itu sampai batas akhir manusia. Kalau sudah seperti itu, tahukah kawan apa yang terjadi??? Kita harus pulang tanpa alas kaki. Kalau ku ingat seperti jama’ah haji yang akan melaksanakan thawaf di tanah suci (hii..hiii...). Sudah berapa banyak korban yang berjatuhan gara-gara mereka??? Mungkin jari-jari ini tak sanggup menghitungnya kawan. Tapi aku juga salah satu dari korbannya. Bukan hanya sepasang kawan, tapi tiga pasang sandal sudah melayang kawan. Tak tahu entah dimana. Sungguh tega mereka.

Tapi kawan, kita tak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka. Mungkin banyak faktor yang membuat mereka seperti itu banyak alasan yang membuat mereka melakukan hal itu. Mungkin mereka lebih membutuhkannya daripada kita atau mungkin mereka cuma iseng menyembunyikan sandal-sandal yang tak berdosa itu. Kurang kerjaan kawan...

HebAtNya MasA pUtiH Abu-aBu

Sebelumnya biarkan aku sedikit bercerita sobat. Agar sekwintal beban dihati dan fikiranku agak berkurang. Kan kuikuti gerak alunan pena tergores diatas keyboard . Hanya ingin menggoreskan sebait gagasan sumbang untuk mengungkapkan segala rasa. Namun tinta-tinta ini tak akan pernah cukup untuk menorehkan apa isi hatiku.

Kawan pernah ku katakan bahwa masa yang paling indah adalah masa remaja di SMA, bukan apa-apa, tapi masa itu adalah masa dimana kita bisa menuangkan semua ekspresi jiwa yang tak lain dan tak bukan adalah gejolak jiwa muda.

Kini aku merasakan apa yang pernah orang rasakan,masa-masa SMA. Aku sempat bangga dan bahagia saat aku m erasakan nikmatnya rasa ini. Rasa yang mungkin suatu saat nanti tidak bisa mengulanginya. Masa indah SMA. Buaaahaaagiaaa sekaliii.!!! Aku bisa kumpul bareng ma teman-teman tertawa,bercanda,senda gurau,menangis,berteriak bersama-sama. Dan ini kualami semua.....

Mungkin rasa ini yang pernah ibuku katakan padaku. “Masa yang paling indah adalah masa SMA”. Dulu aku sempat tak percaya dengan semua kata-kata itu. Aku tak dapat merasakan sama sekali rasa itu , saat aku baru memasuki bangku SMA, tepatnya kelas sepuluh. Aku Tk dPt menikmati semua rasa itu. Rasa bersatu, menyatu dalam jiwa mengalir disetiap darahku,dinadiku. Semuanya terasa milikku. Aku patut bersyukur.

Saat aku merasakan rasa ini, seakan orangtuaku, ku tempatkan setelah kawan-kawanku. Saat aku tak mengunjunginya selama dua minggu, aku masih belum merasakan kangen berat dengan beliau. Tapi tidak begitu jika dengan kawan-kawanku. Aku tak ingin melewatkan momen-momen ini tanpa bersama kawan-kawanku. Mengapa aku tak ingin melewatkan kebersamaan ini walaupun hanya satu detik.

Kebersamaan bersama dengan kawan yang singkat. Yang harusnya kunikmati. Kebersamaan yang hanya mengundang perpisahan yang cepat. Kadang aku juga berfikir,kenapa masa ini hanya kulewati tak lebih dari dua tahun?? Terasa kurang kawan....

Masa itu, masa dimana aku mulai percaya keberadaan kawan-kawanku,masa aku mulai percaya adanya persahabatan, masa disaat aku pasrahkan suasana hatiku un tuk mereka. Masa disaat orangtua tak menjadi prioritas utama. Masa ini masa yang seakan-akan milik kita sendiri. Masa remaja yang penuh gejolak jiwa. Aku ingin kembali menjalani masa-masa ini. Andaikan Tuhan memberikan aku sebuah permintaan kepadanya, pasti aku kan meminta “Ya Alloh, jadikanlah masa-masa ini, masa disaat bahagia bersama kawan-kawanku,menjadi masa yang tidak hanya indah untuk dikenang ataupun dilupakan. Namun jadikanlah masa-masa ini menjadi masa yang kekal abadi dan penuh berkah....amien”.

Hey kawan jadikanlah masa-masa ini untuk mencari jati diri kalian!!! Jangan biarkan masa-masa indah ini terenggut oleh polah tingkah nafsu yang tak pernah bertanggung jawab. Jika dalam masa kini engkau mampu mengendalikan segala bentuk nafsumu dan menjadi dirimu sendiri, niscaya kau akan merasakan kenikmatan hidup dimasa yang akan datang.

Beranilah untuk mencoba dan bersiaplah untuk berubah menjadi yang lebih baik.
Yakinlah pertolongan Alloh menyertai kita...Amien...
Sukseslah engkau dimasa kini ,luapkan semua ekspresimu,salurkan bakat dan minatmu ke hal-hal yang positif, niscaya kita akan menjadi remaja yang berkualitas unggul....Amien............

7.9.09

ReVoLuSI

Aku masih hafal betul bagaimana beliau mengajariku, tak pernnah sedikitpun aku berniat untuk menghapusnya dari memoriku. Aku hafal sekali bagaimana beliau meluruskanku jika aku berbuat tidak sesuai dengan keinginannya. Aku masih ingat ketika aku masih belum mengenal bangku sekolah, ketika aku belum mengenal aksara. Menurutnya pendapatnya selalu benar tak pernah mau mengalah, andai mau mengalah pun jikalau argumenku bisa diterima di otaknya.

Aku masih ingat ketika aku masih bocah dulu, dan hal itu begitu merekat di syaraf-syaraf otakku. Ketika aku terlambat bangun. Beliau selalu mengingatkan aku, dengan cara memanggil-manggil namaku dengan lantang, seperti genderang meriam menghancurkan bumi palestina. Dan tanpa aba-aba benda apapun yang didekatnya yang memungkinkan untuk beliau meraihnya di sahutnya dan langsung mampir dibadanku, Seketika mataku terbelalak dan terbuka lebar.

Beliaupun sangat hafal bagaimana sifatku , tapi mengapa dulu beliau belum bisa memahami siapa aku? Sebenarnya aku patut bersyukur dan berterima kasih karena masih bisa berhak atasnya. Sebab beliau sangat berjasa dalam membentuk kepribadianku menjadi sekarang ini.

tika dulu aku hanya diam daan bungkam karena aku tak cukup kekuatan , nyali dan bekal pengalaman untuk membantah argument-argumennya yang menurutku tidak semuanya objektif dan umum dikalangan masyarakat.

Tempo dulu aku masih belum bisa berfikir apakah system mendidik anak-anaknya sudah benar atau sebagiankah? Aku terus memeras otakku untuk mencari jawaban atas semua pertanyaan-pertanyaan yang mampir di otakku. Namun saat itu jawaban-jawaban tak pernah mau maqmpir di otakku.

Tapi sekarang aku mulai berfikir bahwa memang tak semua makhluk didunia yang hidup sempurna. Begitu pula dengan beliau, tak ada gading yang tak retak. Semua butuh proses, Saatnya aku bersuara!!!

Kini aku mulai tahu bagaimana cara ia mendidikku. Aku berterima kasih berkat didikan kerasnya yang membuatku semakin tegar menghadapi semua masalah hidup, aku menjadi tau. Dan kini aku menjadi berani unjuk gigi didepan beliau jikalau ada kata-katanya yang kurang berkenan di hati para pendegarnya. (healah)

Kini perlahan-lahan mulai kus adarkan beliau dengan secuil argumenku yang kudapat dari dunia lain yang ku anggap bisa sedikit ku tempelkan di fikirannya dan merubahnya seperti sekarang ini. Sehingga beliau menjadi paham betul dengan sifat dan sikap anak-anaknnya dan mulai bisa menerima secuil argumen dari para sanak familinnya.

Akibatnya Kini aku bisa membedakan mana yang menurutku bisa diambil hikmah untuk kehidupan anak cucuku kelak . untuk bahan didikanku bagi mereka. Dan akupun menjadi paham betapa lebih kejam dan kerasnya dunia diluar sana.

Suara Qolbu Bocah Kecil © 2008 Por *Templates para Você*